Pertama kali masuk ke kelas sebagai pengajar itu ternyata susah susah gampang.
Ada perasaan seneng..deg2an..apalgi pada saat masuk dan diliat banyak pasang mata.

Nah, buat teman-teman yang bernasib sama atau yang kebetulan lagi PLP di kelas perlu di ingat lagi mata kuliah pengelolaan pendidikan tuh..di kelas bisa terjadi masalah-masalah kalau kita tidak bisa mengelola kelas dengan baik..

Masalah pengelolaan kelas menurut M. Entang dan T. Raka Joni (1983:12) dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu masalah individual dan masalah kelompok (meskipun perbedaan keduanya merupakan tekanan saja). Tindakan pengelolaan kelas yang dilakukan guru akan efektif apabila ia dapat mengidentifikasi dengan tepat hakekat masalah yang sedang dihadapi, sehingga pada gilirannya ia dapat memilih strategi penanggulangan yang tepat guna pula..

Masalah individu muncul karena dalam individu ada kebutuhan ingin diterima kelompok dan ingin mencapai harga diri. Apabila kebutuhan itu tidak dapat lagi dipenuhi melalui cara-cara yang lumrah yang dapat dietrima masyarakat (kelas), maka individu yang bersangkutan akan berusaha mencapainya dengan cara-cara lain. Dengan perkataan lain individu itu akan berbuat tidak baik. Perbuatan-perbuatan untuk mencapai tujuan dengan cara yang tidak baik itu oleh Rodolf Dreikurs dan Pearl Cassel yang dikutip oleh M. Entang dan T. Raka Joni digolongkan menjadi empat yaitu:
  1. tingkah laku yang ingin mendapat perhatian orang lain (attention getting behaviors). Misalnya membadut di kelas atau berbuat lamban sehungga perlu mendapat pertolongan ekstra;
  2. tingkah laku yang ingin menunjukkan kekuatan (power seeking behaviors), minsalnya selalu mendebat, kehilangan kendali emosional (marah-marah, menangis) atau selalu lupa pada aturan-aturan penting di kelas;
  3. tingkah laku yang bertujuan menyakiti orang lain (revenge seeking behaviors). Misalanya menyakiti orang lain dengan mengata-ngatai, memukul, menggigit dan sebagainya;
  4. peragaan ketidakmampuan (passive behaviors), yaitu sama sekali menolak untuk mencoba melakukan apapun karena menganggap bahwa apapun yang telah dilakukannya akan mengalami kegagalan.
Sedangkan masalah kelompok, menurut Lois V. Jhonson dan Mary A. Bany mengemukakan tujuh kategori masalah kelompok dalam pengelolaan kelas, yaitu:
  1. kelas kurang kohesif, karena alasan jenis kelamin, suku, tingkah laku sosio-ekonomi dsb
  2. kelas mereaksi negatif terhadap salah seorang anggotanya, misalnya mengejek teman kelasnya
  3. penyimpangan dari norma-norma tingkah laku yang telah di sepakati sebelumnya, misalnya dengan sengaja berbicara keras di ruang baca perpustakaan
  4. membesarkan hati anggota kelas yang justru melanggar norma kelompok
  5. kelompok cenderung mudah dialihkan perhatiannya dari tugas yang tengah digarap
  6. semangat kerja rendah, misalnya semacam aksi protes kepada guru karena menganggap tugas yang diberikan kurang adil
  7. kelas kurang menyesuaikan diri dengan keadaan baru, seperti perubahan jadwal, atau guru kelas terpaksa diganti sementara oleh guru yang lain.
Dari dua macam masalah tersebut (masalah individu dan masalah kelompok), setiap macam masalah memerlukan penanganan yang berbeda. Selanjutnya, sasaran penanganan masalah individual adalah individu yang bersangkutan. Sebaliknya di dalam masalah kelompok maka tindakan korektif harus ditujukan kepada kelompok. Diagnosis yang keliru akan mengakibatkan terjadinya korektif yang keliru pula.

Tindakan tersebut dapat berupa tindakan yang bersifat pencegahan dan atau tindakan yang bersifat korektif.

Tindakan yang bersifat pencegahan
  1. Peningkatan kesadaran diri sebagai guru, karena dengan dimilikinya kesadaran ini akan meningkatkan rasa tanggung jawab dan rasa memiliki yang merupakan modal dasar bagi guru dalam melaksanakan tugasnya.
  2. peningkatan kesadaran peserta didik
  3. sikap polos dan tulus dari guru, sikap ini mengandung makna bahwa guru dalam segala tindakannya tidak boleh berpura-pura bersikap dan bertindak apa adanya.
  4. mengenal dan menemukan alternatif pengelolaan, mengientifikasi berbagai penyimpangan tingkah laku.
  5. menciptakan kontrak sosial
Tindakan yang bersifat korektif (penyembuhan)
  1. mengidentifikasi masalah
  2. menganalisis masalah 
  3. menilai alternatif-alternatif pemecahan
  4. mendapatkan balikan, langkah ini guru melaksanakan monitoring dengan maksud menilai keampuhan pelaksanaan dari alternatif pemecahan yang dipilih untuk mencapai sasaran yang sesuai dengan yang direncanakan.